Tak Ingin Bungkam Lagi, Sarwendah Jujur soal Kondisinya Setelah Cerai dari Ruben Onsu



Tak banyak yang tahu, ternyata sejak masih bersama dengan Ruben Onsu, Sarwendah menyembunyikan rahasia besar tentang kondisinya.

Rumah tangga Sarwendah dengan Ruben sudah resmi berakhir sejak 24 September 2024 lalu. Keduanya memilih untuk berpisah setelah lebih dari 10 tahun hidup bersama sebagai pasangan suami istri.

Perpisahan keduanya cukup mengejutkan publik, lantaran hubungan Ruben dan Sarwendah sebelumnya terlihat baik-baik saja.

Siapa yang menyangka, sering terlihat ceria di layar kaca ternyata Sarwendah selama ini alami hal berat yang harus ia rasakan sendiri.

Bahkan, ia sudah alami kesulitan tersebut sejak masih berstatus sebagai istri dari Ruben Onsu.

Dibalik pribadinya yang kuat mandiri, ibu dari Betrand Peto, Thalia, dan Thania ini menyimpan rasa sakit yang ia pendam sendirian.

Belum lama ini, melalui kanal YouTube dr Richard Lee, Sarwendah akhirnya blak-blakan soal kondisi yang selama ini ia alami.

Awalnya, ia menceritakan kesehariannya sebagai ibu tunggal yang kerap menyiapkan bekal untuk anak-anaknya sebelum berangkat sekolah.

Dalam kesempatan ini, ia juga membagikan satu rahasia di mana Sarwendah terkadang tak bisa menjalankan aktivitas rutinnya, lantara terkendala masalah kesehatan.
 
Mantan personel Cherrybelle itu menyebut, terkadang ada momen di mana dirinya merasa migrain yang sangat parah.

"Karena kalau udah migrain, itu udah wah, berhari-hari deng dok," tutur Sarwendah.

Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa dirinya sudah memeriksakan kondisi tak biasanya ini pada dokter, mengingat rasa sakitnya yang sudah sangat mengganggu aktivitas hariannya.

"Kemarin itu, ternyata terdeteksi ada kista di batang otak aku," ujar Sarwendah membuat pengakuan mengejutkan.

Sebagai seseorang yang paham dunia kesehatan, dr Richard cukup dibuat terkejut mendengar pengakuan tersebut.

Ia juga menyampaikan kepada Sarwendah bahwa kondisinya itu tak biasa dan berisiko menyebabkan kelumpuhan jika operasi yang dilakukan gagal.

Tersenyum getir, Sarwendah mengaku bahwa dirinya sudah tahu dengan risiko yang menakutkan itu.

"Justru karena (risiko kelumpuhan) itu, kenapa tidak ada tindakan operasi dulu, karena kalau bisa hidup berbarengan dan aman-aman aja itu kan risikonya lebih, yaudah lah daripada dengan risiko yang tadi dokter bilang," jelas Sarwendah.

Karena tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya, Sarwendah memutuskan untuk hidup berdampingan dengan rasa sakitnya itu.

Kendati begitu, ia tak menjadikan rasa sakitnya ini sebagai alasan untuk murung dan tak bersemangat.

Sebaliknya, Sarwendah selalu berusaha untuk selalu mencari kebahagiaannya dan berdamai dengan kondisinya. (nka